Selasa, 20 Oktober 2020

Siklus Pencatatan Akuntansi

Siklus Pencatatan Akuntansi

Siklus akuntansi dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan untuk melakukan identifikasi, analisis serta merekam setiap kejadian perusahaan. Biasanya, proses ini dijalankan dalam kurun waktu satu tahun, lalu pada akhir tahun hasil proses tersebut akan dilaporkan kepada perusahaan. Proses ini dilakukan berulang sehingga membuat siklus, inilah yang dinamakan siklus akuntansi.

Sebagai sebuah siklus, tentunya siklus akuntansi memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Tujuannya ialah untuk memberikan suatu informasi akuntansi yang tepat sehingga dapat membantu proses pengambilan keputusan. Secara umum, tahapan siklus akuntansi adalah sebagai berikut :

1.      Identifikasi Transaksi

Identifikasi setiap transaksi menjadi permulaan dalam siklus transaksi. Kegiatan ini dilakukan pada setiap transaksi dan secara tepat. Transaksi akuntansi yang dicatat ialah transaksi yang memiliki dampak secara langsung, transaksi ini juga harus memiliki bukti-bukti transaksi agar dapat diidentifikasi kebenarannya. Bukti dapat berupa kuitansi, faktur, memo penghapusan piutang, nota atau bukti lain yang dianggap sah.


2.      Analisis Transaksi

Pada tahap ini, akuntan harus menganalisis transaksi yang akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan. Biasanya, perusahaan akan menggunakan double-entry system sebagai sistem pencatatan akuntansi. Sistem ini akan memberi pengaruh pada posisi keuangan debet dan kredit dan harus dengan jumlah yang sama. Seperti rumus persamaan dasar akuntansi :

Aset = Liabilitas + Ekuitas


3.      Pencatatan Transaksi Pada Jurnal (Journalizing)

Setelah menganalisis transaksi, maka tahap selanjutnya ialah mencatat semua transaksi ke dalam jurnal keuangan. Jurnal dapat diartikan sebagai catatan kronologis selama satu periode yang berisi transaksi-transaksi yang terjadi. Proses memasukkan informasi ke dalam jurnal disebut penjurnalan. Pencatatan harus dilakukan secara urut dan teliti tanpa ada transaksi yang terlewat sehingga akan didapatkan jumlah debet dan kredit yang sama besarnya. Terdapat dua jenis jurnal, yaitu :

- Jurnal Umum   : Pencatatan transaksi dimasukkan ke dalam satu rekening didebet dan satu rekening dikredit.

- Junal Khusus : Dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi berulang.


4.      Posting Ke Buku Besar

Setelah proses penjurnalan selesai, tahap selanjutnya yang harus dilakukan seorang akuntan ialah memindahkan semua transaksi ke dalam buku besar. Buku besar dapat diartikan sebagai kumpulan rekening pembukuan yang berisikan informasi aktiva tertentu yang dicatat dalam satu periode. Masing-masing rekening diberi nomor kode untuk memudahkan pengidentifikasian dan membuat cross-reference. Proses ini bertujuan untuk mempermudah akuntan dalam melakukan pengecekan ulang atau ingin melihat referensi terkait dengan transaksi yang terjadi.


5.      Membuat Neraca Saldo Dan Jurnal Penyesuaian

Tahap selanjutnya adalah Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Pada neraca saldo, berisi daftar saldo dari masing-masing rekening pada buku besar di periode tertentu. Dalam menulis neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan harus sama jumlahnya. Jika terdapat transaksi yang belum tercatat atau ditemukan kesalahan, maka akuntan wajib melakukan pencatatan jurnal penyesuaian. Setelah dicatat dalam jurnal penyesuaian, hasil laporan keuangan akan menjadi actual.


6.      Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian Dan Laporan Keuangan

Tahap selanjutnya adalah penyusunan neraca saldo penyesuaian dan laporan keuangan. Neraca saldo penyesuaian dibuat berdasarkan neraca saldo yang sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyeseuaian. Saldo-saldo tersebut dibagi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva, lalu disusun hingga jumlah saldo keduanya sama. Bila terjadi ketidaksamaan, maka laporan keuangan tidak dapat dibuat. Dalam laporan keuangan, disusun beberapa laporan yaitu :

- Laporan laba rugi               : Menggambarkan kinerja perusahaan.

- Laporan perubahan modal : Melihat perubahan modal.

- Neraca                                : Memprediksi likuiditas, solvensi dan fleksibilitas.

- Laporan arus kas               : Memberikan informasi relevan mengenai kas masuk dan keluar.


7.      Menyusun Jurnal Penutup

Tahap akhir yang harus dilakukan seorang akuntan ialah membuat jurnal penutup. Jurnal penutup disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening laba rugi. Tujuan penutupan rekening ini adalah untuk melihat aliran sumber selama periode akuntansi berjalan. Setelah rekening ditutup, maka jurnal penutup bisa digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode tersebut.

 

Kesimpulan

Pencatatan dalam akuntansi merupakan hal vital yang dilakukan setiap akuntan. Dimulai dari mengidentifikasi transaksi yang dilakukan pada suatu periode, sampai membuat jurnal penutup. Ini bertujuan apabila perusahaan ingin melihat pencatatan terhadap transaksi yang telah dilakukan dalam satu periode tertentu.


Sumber :

- https://www.cekaja.com/info/mengenal-pengertian-siklus-akuntansi-beserta-tahapannya/

- https://accurate.id/akuntansi/siklus-akuntansi-pengertian/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram | Jejaring Sosial dan Konten Kreatif

INSTAGRAM Sumber gambar : cnbcindonesia.com Sejarah Instagram Instagram adalah salah satu aplikasi berbagi foto dan vieo yang memungkinkan p...